Sabtu, 26 November 2016

metodologi dan pendekatan pemahaman dalam psikologi perkembangan dan kebutuhan peserta didik



METODOLOGI DAN PENDEKATAN PEMAHAMAN DALAM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
Pembahasan mengenai metode ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Menurut Monks, pembahasan tentang metode ini dapat dibedakan Antara pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik.
Cara yang digunakan pada anak-anak pada dasarnya ada persamaannya dengan cara yang dipergunakan pada orang dewasa. Penyelidikan anak-anak harus lebih hati-hati dilakukan karena ada perbedaan antara kejiwaan anak-anak dengan kejiwan orang dewasa.
Psikologi perkembangan memiliki 2 pemahaman, yaitu metode umum dan metode khusus. Pada metode umum, pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bias juga melihat dengan berbagai factor dari bawaan dan lingkungan, khususnya kebudayaan. Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan itu dapat digunakan dengan pendekatan eksperimen dan observasi.
Umumnya dalam mengambil kesmpulan bias berdasarkan beberapa metode yang berbeda. Berbeda metode dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut:
·           Metodologi eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya didalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen, yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitian, dan sebagainya.
·           Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja, melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi ilmiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja tingkah laku orang-orang yang berada di took serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor di jalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
·           Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bukannya karena dia kurang pandai, tetapi  minatnya sejak kecil memang di bidang music sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
·           Wawancara
Wawancara merupakan Tanya jawab si pemeriksa dengan orang yang yang diperiksa. Agar orang yang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya, dan lain-lain, sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.
·           Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pernyataan telah disusun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pernyataan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawaban akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
·           Pemeriksaan Psikologi
Dalam Bahasa populernya, pemeriksaan psikologi diseut juga dengan psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. Alat-alat itu dapat dipergunakan untuk mengukur  dan untuk mengetahui taraf keerdasan seseorang, arah minat sesorsng, sikap seseorang, struktur kepribadian seseorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
Pada abad ke 19, juga dimulai metode psikologi yang disebut metode psikologi kontemporer; dimana saat itu berkembang dua teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu psikologi fakultas dan psikologi asosiasi.
a.       Psikologi Fakultas
Psikologi fakulas adalah doktrin abad 19 tetang adanya kekuatan mental bawaan.menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa fakultas yng meliputi berpikir merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi menjadi beberapa subfakultas. Kita engingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imajiner, dan sebagainya.
b.      Psikologi Asosiasi
Bagian dari Psikologi kontemporer abad ke-19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya ialah asosiasi ide, yaitu bahwa ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.

A.    Metode observasi, Klinis, dan Metode Etnografi
Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah keharusan mutlak adanya. Apalgi kalau ilmu-ilmu itu tela berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objeknya.
Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia , yaitu perbuatan manusia dalam alam yang kompek dan selalu berubah ubah. Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tapi sesuatu yang hidup dan dinamis; selalu berubah menuju kesempurnaannya. Oleh karena itu, penggunaan suatu metode yang bagaimana baiknya pun pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran yang mutlak sebab setiap metode pasti punya kelemahan-kelemahan di samping kebaikan-kebaikannya. Dengan demikian, dalam menyelidiki psikologi hendaknya dipergunakan banyak metode.
Berdasarkan renungan-renungan dan pengalaman-pengalaaman maka akan dapat disimpulkan atau didapatkan metode-metode sebagai berikut.
1.      Metode yang bersifat filosofis.
2.      Metode yang bersifat empiris.
Metode yang bersifat filosofis terdapat beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
a.       Metode Intuitif
Metode ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari.
b.      Metode Kompeplatif
Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat yang digunakan adalah pikiran yang benar-benar objektif.
c.       Metode Filosofis Religius
Metode ini digunakan  dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia.
Metode yang bersifat empiris terdapat beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1.      Metode Observasi
Pada dasarnya, metode observasi adalah metode yang paling dasar dilakukandari semua metode yang ada, yakni mengadakan pengamatansecara cermat, dan sistematis serta membutuhkan suatu keluwesan tertentu. Dalam metode observasi, observer dapat melakukan 3 cara yaitu:
a.       Insrospeksi
b.      Introspeksi eksperimental
c.       Ekstrospeksi
2.      Metode Klinis
Metode klinis yang digunakan psikologi adalah kombinasi dari bantuan klinis medis dengan metode pendidikan, untuk melakukan observasi kepada pasien.. obervasi dilakukan dalam ruang-ruang nklinik dengan fasilitas yang cukup, untuk menneliti segala tingkah laku pasien.
Metode klinis sering digunakan oleh para psikolog dan psikolog anak, sebab karena orang memaklumi bahwa para penderita gangguan jiwa dan anak-anak kecil pada umumnya tidak dapat melakukan introspeksi terhadap dorongan dan tingkah laku diri sendiri.
3.      Metode Etnografi
Etnografi adalah suatu metode kualitatif yang tertua dari riset sosial. Metode ini sangat tepat unutk meneliti masalah budaya, dan biasanya selalu terpilih sebagai metode penelitian antropologi.
Secara umum, etnografi disebut sebagai ‘menuliskan tentang kelompok masyarakat’. Secara khusus hal tersebut juga berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat. Disebutkan bahwa sleuruh manusia, dan juga beberapa binatang menciptakan, mentransmisikan, membagi, mengubah, menolak, dan menciptakan kembali budaya didalam sebuah kelompok. Semua peneliti etnografi memulai, dan mengakhiri penelitiannya dengan berfokus pada pola-pola ini, dan sifat-sifat yang ‘dipersamakan’ atau ‘disepakati’ bersama, membentuk sebuah kebudayaan masyarakat. Dokumen yang dihasilkan dari focus tersebut disebut dengan etnografi.
B.     Pendekatan Longitudinal, Transversal, Sekuensial, dan Lintas Budaya.
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakarang yang memengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan daripada tingkah laku individu.
Dalam pembahasan ini mengenai metode hanya dimaksudkan untuk memberikan sekedar pengertian bagaimana par psikolog perkembangan melakukan  tugas mereka. Beberapa metode dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak pengeretian akan gejala perkembanhgan beberapa metode lain lagi memberikan pengertian bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Dapat pula dibedakan antara pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik. Pendekatan yang lebih umum memberikan pengertian akan keseluruhan proses perkembangan atau beberapa aspeknya, misalnya perkembangan intelektual, atau pengertian akan faktor endogen dan eksogen bagi perkembangan seseorang.
Termasuk metode yang lebih spesifik adalah cara-cara khusus yang dipakai untuk mengetahui gejala perkembangan yang sedang timbul. Adapun pendekatan psikologi perkembangan dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dalam jangka waktu yang lama atau sebagian waktu dari hidup manusia tersebut, misalnya mengikuti perkembangan seseorang dari lahir sampai akhir hiduonya atau sebagian hidupnya.
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang sama, misalnya mengikuti perkembangan seseorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dengan pendekatan ini, diteliti  beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu, akan diperoleh gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh.
2.      Pendekatan Transversal atau Cross-Sectional
Pendekatan transversal adalah pendekatan dalam penelitian dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dari beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relative singkat. Pada pendekatan ini, penelitian dilakukan terhadap beberapa subjek yang dikelompokkan, misalnya dikelompokkan menurut usia subjek yang diteliti secara berurutan. Kemudian kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan dalam beberapa hal, seperti IQ, memori, emosi, cara bergaul dengan teman sebaya, dan sebagainya.
Pendekatan cross-sectional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini, penelitian dilakukan terhadap orang-orang atau kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda-beda.
3.      Pendekatan Sekuensial
Adalah pendekatan kombinasi dari longitudinal dan cross-sectional. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan perbedaan individual dan perkembangan kombinasi dari longitudinal dan cross-sectional dapat menyajikan gambaran yang lebih lengkap daripada dilakukan pendekatan secara terpisah.
Meskipun perkembangan ini kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar m,emberikan informasi yang tidak m ungkin diperoleh dari pendekatan cross-sectional dan pendekatan longitudinal. Pendekatan sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor (generasi) pada perkembangan rentang hidup.
4.      Pendekatan Cross-Culture (Lintas-Budaya)
Adalah pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan maupun kebudayaan yang dapat memengaruhi perkembangan manusia. Pendekatan ini dilakukan terhadap beberapa nkelompok yang berbeda latar belakang kebudayaannya, baik melalui percobaan maupun tes pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pengumpulan data lainnya untuk dianalisis persamaan dan perbedaannya.
C.     Teori Kebutuhan Peserta Didik
Kebuutuhan peserta didik mendapatkan perhatian dari sejumlah ahli psikologi, salah satu teori yang dapat dihubungkan dengan peserta ddidik ini adalah teori kebutuhan manusia yang dibangun dan dipopulerkan oleh Abraham H. Maslow. Manusia dilukiskan oleh Maslow adlah makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Jika kebutuhan sudah terpepnuhi yang maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan berikutnya yang menuntuk kepuasan, hal ini terus terjadi sepanjang kehidupan manusia (Jerry dan Phares, 1987). Karena keyakinan keyakinan tersebut , Maslow membuat sebuah teori tentang kebutuhan yang dikenal sebagai hierki kebutuhan (hierarchy need).
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslom memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tertinggi, tetapi kebutuhan daasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan, yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasiperkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada, sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembanga,. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
·         Kebutuhan fisiologis atau dasar
·         Kebutuihan akan rasa aman
·         Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
·         Kebutuhan untuk dihargai
·         Kebutuhan untuk aktualisasi diri

D.    Implikasi Kebutuhan Individu Peserta Didik terhadap Pendidikan
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan kebutuhan diri siswa, sekolah seyogyanya dapatb menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
-          Kebutuhan jasmani
Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar manusia bersifat instinktif. Jika kebutuhan jasmani tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangan psikologikal peserta didik, dan akan berpengaruh pada proses belajar mengajar disekolah.
-          Kebutuhan Rasa aman
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa kebutuhan ini sangat penting bagi peserta didik dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tingkah laku mereka.
-          Kebutuhan akan kasih sayang
Peserta didik yang mendapatkan nkasih sayang akan merasa senang, betah dan bahagia berada di sekolah, seakan-akan memperoleh motivasi untuk belajar disekolah. Sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi oleh peserta didik maka akan mengakibatkan mereka merasa terisolasi, cemas, bingung, rendah diri, tidak nyaman, bahkan akan mengakibatkan peserta didik sulit belajar dan memicu munculnya tingkah laku maladaptive. Dengan kondisi seperti itu peserta didik akan malas untuk belajar.
-          Kebutuhan akan penghargaan
Karena kebutuhan ini peserta didik inginmemiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan orang lain. Sebaliknya, jika peserta didik merasa diremehkan maka sikap mereka pada diri mereka sendiri dan lingkungannya akan menjadi negative.
-          Kebutuhan akan rasa bebas
Peserta didik juga mempunyai kebutuhan akan rasa bebas. Peserta didik yang tidak bebas dalam mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya atau tidak bisa melakukan apa yang mereka inginkaan akan mengakibatkan mereka frustasi, merasa tertekan dan sebagainya. Mereka harus diberikan eksempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.
-          Kebutuhan akan rasa sukses
Peserta didik menginginkan kegiatan akademis berhasil dengan hasil baik. Mereka akan merasa bahagia dan  senang jika apa mereka berhasil. Jika apa yang peserta didik lakukan tidak berhasi, maka mereka merasa kecewa. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan ini merupakan kebutuhan ini merupakan kebutuhan pokok bagi peserta didik.
Mc Cielland juga mengajukan teori tentang kebutuhan yang dikenal cukup luas, dengan membagi 3 jenis kebutuhan sebagai berikut :
·         Need for achievement
·         Need for power
·         Need for affiliation
E.     Perkembangan Fisik, Genetic, dan Lingkungan Peserta Didik
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal sangat penting bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, sebab pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, baik secara langsung dan tidak langsung memengaruhi perilaku sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik ini akan menentukan keterampilan mereka dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan atau perkembangan fisik mempengaruhi cara peserta didik memandang dirinya sendiri dan orang lain.
·         Keadaan Berat Dan Tinggi Badan Anak Usia Sekolah
Badan anak bagian atas berkembang lebih lambat dari pada tubuh bagian bawah sampai anak berusia 6 tahun. Selama akhir anak-anak, tinggi badan bertambah 5-6% dan badanya bertambah hingga 10% per tahun, saat anak berumur 6 tahun tinggi rata- ratanya adalah 46 inchi dan beratnya 42,5 kg dan pada saat berumur 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan bertanya 40-42,5 kg.
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya, kaki dan tangan lebih panjang sedangkan dada dan panggul lebih besar. Pada waktu yang sama, masa dan kekuatan otot secara perlahan bertambah dan gemuk bayi (bayi fat) berkurang, pertambahan kekuatan otot ini bisa karena faktor keturunan dan latihan( olahraga).
F.      Implikasi Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan
Mc Devitt & Ormrod merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan oleh guru dalam menyikapi pengaruh genetic dan lingkungan bagi perkembangan peserta didik, yaitu seperti berikut.
a.       Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak.
b.      Menyadari bahwa sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembangan.
c.       Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk mengingatkan pertumbuhan.

·         Perkembangan Otak
Otak adalah sebuah sistem biologis manusia yang diciptakan Allah SWT, untuk mengindera dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak bukan sekedar suatu gumpalan keriput dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar keseluruh tubuh.
Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri. Otak adalah organ yang apabila dirawat dan dipelihara scecara baik dan teratur dapat bertahan hingga 100 tahun. Sama seperti aspek-aspek perkembangan lainnya, perkembangan otak juga dipengaruhi oleh interaksi hereditas dan lingkungan.
Perkembangan otak terjadi sejak mulai masa prenatal, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi. Pada awal masa ini otak terlihat seperti tabung yang tidak rata dan sangat halus. Tabung- tabung halus ini berisi sel-sel dan membentuk kantong-kantong dan ruang-ruang. Ruang –ruang tersebut terbagi menjadi 3 ruang yaitu : forebrain (otak depan), mildbrain (otak tengah), hindbrain(otak belakang).
Perkembangan otak pada masa prenatal ini menentukan perkembangan anak selanjutnya setelah ia lahir, karena pada masa prenatal ini janin sudah dilengkapi dengan sebuah sel saraf (neuron) yang akan dimilikinya selama ia hidup. Menurut ahli saraf, sel otak tidak akan di produksi lagi setelah anak tersebut lahir , tetapi perkembangan otak setelah lahir terarah pada penambahan jumlah jaringan antar neuron. Jika jumlah jaringan antar neuron maningkat , maka anak akan mampu berpikir tentang hal-hal yang lebih kompleks(Treys,2004).
Saat dilahirkan, otak bayi memiliki 10 miliar neuron. Neuron-neuron ini kemudian membentuk ribuan sambungan antar neuronyang dendrit. Dendrit ini mengalami secara dramatis hingga bayi berusia 2 tahun. Saat bayi berusia 2 bulan, dendritnya sudah mencapai 50 sampai 1000 triliun myelin yang memungkinkan neuron mentransmisikan pesan-pesan lebih cepat ( Mc Devit & Ormrod,2002).
ΓΌ  Masa pubertas (10-14 Tahun)
Masa pubertas adalah awal terjadinya pematangan seksual. Biasanya anak perempuan 2 tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas ini terjadi perkembangan fisik yang dramatis yang disebut juga dengan growth spurt, baik pertambahan berat badan, tinggi badan, proporsi dan bentuk tubuh, maupun kematangan seksual. Kematangan seksual ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan seks sekunder.
4.      Implikasi Perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak merupakan sentral dari smeua aktivitas manusia, baik aktivitas organ yang ada didalam maupun panca indera yang ada di luar. Perkembangan otak terjadi pada masa pre-natal, yakni 25 hari setelah konsepsi. Menurut Mahmud Al-Istanbuli, otak yang bagus bukan otak yang penuh sesak, namun otak yang sehat. Oleh karena itu pendidikan seharusnya merupakan upaya pengembangan segala potensi anak, melatih pengamatan, melatih pengambilan keputusan, merangsang pemikiran dan imajinasi, memperdalam pemahaman dan memperkuat konsentrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar