Selasa, 11 Oktober 2016

cara mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah



CARA MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum dibuat secara sentralistik, oleh karena itu setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah pusat.
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Pada intinya kurikulum 2013 adalah sistem pengajaran yang berpusat pada peserta yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan segala potensi dalam aspek sikap (afektif), kecerdasan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Jadi kurikulum 2013 ini meninggalkan gaya belajar konvensional seperti guru memberikan penjelasan di depan kelas, lalu murid menyerap ilmu yang guru berikan. Kurikulum 2013 ini menginginkan siswa buat lebih aktif di kelas, mulai belajar sendiri, lalu diskusi materi dalam kelompok,selanjutnya dipresentasikan hasilnya di depan kelas, guru berperan sebagai mediator atau hosting atau juga penjawab pertanyaan. Dari ide gagasan Kurikulum 2013 ini siswa dituntut agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran tidak hanya pasif menerima penjelasan guru di kelas, tapi juga harus aktif belajar secara mandiri.
Kurikulum 2013 bertujuan membangun kesejahteraan berbasis peradaban, di mana modal sosial, modal budaya, modal pengetahuan/keterampilan menjadi modal dasar peradaban untuk membangun sumber daya manusia yang sejahtera.Manusia sebagai sumber daya tentu saja memiliki pikiran dan perasaan yang harus berlandaskan logika, etika, estetika, dan spritualitas (paparan kebijakan kurikulum 2013).  Membangun manusia yang beradab diwujudkan dengan internalisasi dan eksternalisasi dari abstraksi sebagai manusia yang memiliki pengetahuan dan perasaan, kemudian diekspresikan melalui berbagai disiplin ilmu, baik iptek, bahasa, maupun seni.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Secara konseptual kurikulum 2013 jelas ada perubahan signifikan. Perubahan itu tentunya di maksudkan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih baik dan usaha unutk selalu memperbaruhi tata cara pelaksanaan pendidikan di indonesia agar merata disetiap daerahnya.
Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. bukan hanya itu, Kurikulum ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.
Keunggulan dari kurikulum 2013 adalah Lebih menekankan pada pendidikan karakter.Pendidikan budi pekerti dan karakter diintegrasikan ke semua mata pelajaran.Tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Kurikulum terdahulu seringkali tidak memberi kesempatan kepada anak di desa untuk memaksimalkan potensi mereka.Merangsang pendidikan siswa dari awal melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Kesiapan terletak pada guru. Guru juga terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan dan profesionalisme.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Pemerintah seolah melihat seluruh siswa dan guru memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama.Guru tidak pernah terlibat langsung dalam pengembangan Kurikulum 2013.Tidak ada keseimbangan antara proses pembelajaran dan hasil karena Ujian Nasional (UN) masih diberlakukan.Pengintegrasian mata pelajaran IPA, IPS, dan Bahasa untuk pendidikan dasar tidak tepat karena rumpun pelajaran tersebut berbeda.
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, efektif dan berkarakter. Melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dengan kreativitas, anak-anak bangsa mampi berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meski demikian, dalam Implementasi Kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh berbagai faktor atau kunci sukses. Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.
Yang dimaksud Kreativitas guru adalah termasuk dalam menggunakan metode dan media yang bervariasi, memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran, mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan kemampuan masing-masing pada setiap materi serta mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Kompetensi guru professional adalah gabungan dari empat aspek, yaitu; komunikator, kurikulum, strategi belajar, dan assessment yang jitu. Kelas yang baik bukan cuma dilhat dari urusan kurikulum, sumber belajar, dan fasilitas, tapi juga hubungan antar manusianya. Mengajar sesuai dengan kurikulum memang penting, apalagi jika ditambah dengan guru yang mau melakukan eksplorasi terhadap kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berguna sebagai peta, kreativitas guru adalah kekuatan untuk menapakinya.
Selain beberapa faktor dan kunci sukses dalam implementasi kurikulum 2013, guru juga dituntut secara professional merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Guru juga harus memahami bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan tiga aspek, yaitu: Aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan aspek di kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperolehjuga  dari Ulangan Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013 tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang dilaksanakan sebelumnya. Aspek Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia. Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau kemampuan. Misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat, berdiksusi/bermusyawarah, membuat berkas laporan, serta melakukan presentasi. Aspek Keterampilansendiri  merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata. Aspek sikap merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi,dan agama. Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu efektif.
Selain memiliki aspek kurikulum ini juga mempunyai prinsip-prinsip yang mendasari perkembangannya, yakni sebagai berikut:
  1. Kurikulum bukan merupakan daftar pelajaran. Maka dari itu, kurikulum dirancang dan direncanakan dengan konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di jenjang pendidikan tertentu. Hasil belajar yang diterima diharapkan dapat diterapkan dalam masyarakat.
  2. Terdapat pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
  3. Kemampuan kreativitas peserta didik bisa diperoleh dengan proses mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring.
  4. Setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik.
  5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
  6. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yangtelah diprogramkan. Dalam pembelajaran efektif dan bermakna, peserta didik perlu dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi, dan karakter. Peserta didik harus dilibatkan dalam Tanya-jawab yang terarah, dan mencari pemecahan terhadap berbagai masalah pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, kompetensi dapat diterima dan tersimpan lebih baik, karena masuk otak dan membentuk karakter melalui proses yang logis dan sistematis. Dalam implementasi kurikulum 2013 ini juga menuntut  guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu: pertama pelaksanaan pembelajaran, pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan karakteristik peserta didik, serta kompetensi dasar pada umumnya. Kedua perlu ada pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi, dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter. Ketiga pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajarsecara optimal, untuk kepentingan tersebut para guru, fasilitator dituntut untuk mendayagunakan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social, serta menjalin kerjasama dengan unsur-unsur terkait yang dipandang dapat menunjang upaya pengembangan mutu dan kualitas pembelajaran. Keempat pengembangan kebijakan sekolah, perlu adanya dukungan oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah. Kebijakan yang jelas dan baik akan dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajaran berbasis kompetensi
Mengacu dalam kurikulum 2013 ini jumlah mata pelajaran untuk SD yang semula 10 mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain sisi, materi IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lainnya.
Dalam kurikulum 2013 terdapat pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik  merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.
Pembelajaran tematik integratif sebelumnya hanya dilaksanakan pada kelas rendah saja, dan kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Dalam implementasi Kurikulum 2013, murid sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang ditetapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya (Mulyasa, 2013).
Pembelajaran Tematik Integratif memiliki ciri, yaitu; Pertama, Berpusat pada siswa. Pembelajara tematik berpusat pada siswa (Student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Sedangkan uru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Kedua, memberikan pengalaman langsung. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung (direct experiences). Dengan pengalaman lansung ini, siswa diharapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-halyeng lebih abstrak. Ketiga, pemisahan pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. Keempat, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memaham konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa ke dalam lingkungan tempat seklah dan siswa berada. Keenam, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Pembelajaran Tematik memiliki beberapa tujuan, yaitu: Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama; Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi anak; Lebih bergairah belajar, karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata seperti: bertanya, bercerita, menulis, sekaligus mempelajari mata pelajaran yang lain; Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan bahkan lebih dan/atau pengayaan; Serta budi pekerti dan moral anak dapat ditumbuhkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Daftar Pustaka

Mulyasa. (2004). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT               remaja          rosdakarya.
Narsoyo reksoatmodjo tedjo. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejujuran. Bandung : PT refika aditama
Arifin zainal. (2014). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT remaja          rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar